A. Sejarah Grafika
Kata Grafika berasal dari bahasa yunani yaitu graphos artinya gambar atau tulisan. Dikalangan umum kata grafika disebut juga dengan kata "cetak", yaitu suatu proses memperbanyak gambar atau tulisan dengan menggunakan alat cetak.
Grafika (dari bahasa Inggris "Graphic")
adalah presentasi visual pada
sebuah permukaan seperti dinding, kanvas,
layar komputer, kertas, atau batu bertujuan untuk memberi tanda,
informasi, ilustrasi, atau untuk hiburan. Contohnya
adalah: foto, gambar, Line Art, grafik, diagram, tipografi, angka,
simbol, desain geometris, peta, gambar teknik, dan lain-lain. Seringkali dalam
bentuk kombinasi teks, ilustrasi, dan warna. Dalam Bahasa Indonesia, kata
"Grafis" sering dikaitkan dengan Seni Grafis (Printmaking)
dan Desain Grafis atau
Desain Komunikasi Visual. Grafika merupakan informasi verbal yang
menggugakan gambar untuk menunjukkan informasinya..
Kata Grafika berasal dari bahasa yunani yaitu graphos artinya gambar atau tulisan. Dikalangan umum kata grafika disebut juga dengan kata “cetak”, yaitu suatu proses memperbanyak gambar atau tulisan dengan menggunakan alat cetak.
Kata Grafika berasal dari bahasa yunani yaitu graphos artinya gambar atau tulisan. Dikalangan umum kata grafika disebut juga dengan kata “cetak”, yaitu suatu proses memperbanyak gambar atau tulisan dengan menggunakan alat cetak.
1.
Pada awal mulanya
, Alois Senefelder seorang yang berasal dari Bayern Jerman dan
dilahirkan di Praha 06 november 1771 mempergunakan lembaga yang dietsa.Tetapi
harga tembaga sangat mahal dan memerlukan waktu lama dalam menggosok pelat yang
akan digunakan.Kemudian selanjutnya ada gagasan untuk menuangi batu yang
ditulis dengan larutan sendawa sehingga gambar diatasnya akan ternaikan
(muncul). Ia berhasil dan bagian yang terkena lemak dan sampingnya sedikit
termakan oleh asam , akhirnya mencuat sekitar 1mm diatas bagian yang tidak
termakan oleh asam.
2.
Sekitar tahun
1796 , Alois Senefelder menemukan cara mencetak semacam ini yang
dinamakan cetak batu lithografi , dan setelah melakukan eksperimen selanjutnya
yaitu sekitar kurang lebih satu tahun ketika saat diketahuilah bahwa pengetsaan
lebih rendah dari bagian yang tidak mencetak tidak perlu lagi karena pengetsaan
membuat bagian yang tidak mencetak menentang lemak dan menerima air (prinsip
lithografi). Kejadian inilah yang disebut dengan PRINSIP
LITHOGRAFI (cetak datar) yaitu dimana terjadi tolak menolak antara air
dan lemak (tinta).
-
Setelah ditemukan
pemotretan LJM Daguere dari Prancis , maka sejak saat
itu pembuatan gambar di atas batu dengan tangan tidak lagi digunakan karena
hasilnya lambat dan pada perkembangan berikutnya sebagai acuan
digunakanlah bahan yang terbuat dari pelat logam aluminium , yang digunakan
saat ini.
-
Bahan ini adalah
yang paling terbaik dari jenis logam lainnya sebagai pelat offset , lebih mudah
dikerjakan dan ditangani dari pada bahan lainnya sebagai bahan cetak. Dikatakan
cetak datar karena acuan cetaknya, dimana pada bagian bidang tidak mencetak (
non image) dan bagian cetak (image permukaannya datar).
-
Dan dikatakan cetak
offset karena cetaknya dilakukan tidak langsung, jadi alih tinta dari acuan
cetak dipindahkan dahulu ke media perantara (blanket) kemudian dipindahkan pada
kertas yang akan dicetak.
3.
Pada tahun
1851, G.Sigl membuat mesin cetak batu pertama.Mesin ini
menggunakan satu rol tinta, oleh karena itu hasilnya kurang baik,akan tetapi
mesin ini mengalami kemajuan pada periode-periode perkembangan selanjutnya.
4.
Pada tahun
1984, Marinone membuat mesin cetak yang terbuat dengan susunan
silinder yangdibungkus dengan bahan elastic,sebagai bahan perantara untuk
memindahkan gambar dari silinder plat ke kertas secara tidak langsung.
5.
Kemudian pada
tahun 1906,Caspar Herman seorang warga Negara Jerman yang
berimigrasi ke Amerika juga membuat mesin cetak yang memakai silinder tambahan
untuk ditempatkan lembar kain karet. Penggunaan kain karet ini memungkinkan
mesin mencetak dengan jumlah cukup banyak dan dapat mencetak untuk berbagai
jenis kertas, terutama mencetak kertas yang permukaannya licin. Karena
kerataan tinta lebih baik dari pada mencetak pada kertas yang permukaannya
kasar.
6.
Dari tahun ke
tahun mesin cetak offset mengalami penyempurnaan yang menghasilkan mesin-mesin
cetak offset modern, dari ukuran dan type yang berbeda beda. Pada tahun yang
sama yaitu 1906, Rubel dari Amerika mempunyai gagasan mempergunakan
prinsip cetak offset untuk diterapkan pada cetak rotasi. Kemudian ia
menghubungi pabrik mesin Otter dan pabrik ini membuat mesin
rotasi offset pertama
Beberapa Jenis Teknik Cetak
1. Thermograph
Teknik cetak thermographic ialah teknik cetak yang menggunakan
peralatan atau mesin yang sangat bergantung pada suhu panas (thermal
printing) untuk memindahkan teks atau gambar ke media cetak yang
digunakan. Proses thermal printing terdiri dari :
• Direct Thermal Printing Proses : merupakan proses melapisi kertas dengan bahan yang berubah warna ketika dipanaskan.
• Thermal Transfer Printing Proses : merupakan proses yang lebih
kompleks di mana pita meleleh dari selembar kertas saat pemanasan. Hal
ini juga dikenal sebagai termal transfer tinta cetak.
Proses Thermography Printing
Bubuk khusus disemprotkan pada lembaran kertas, setelah itu akan
dihapus pada proses printing di mesin cetak offset. Serbuk ini kemudian
disedot keluar dari lembaran, kecuali yang terdapat pada gambar atau
dicetak tinta tetap dibiarkan. Lembaran kemudian bergerak melalui
terowongan panas, menyebabkan bubuk mencair dan meninggalkan jejak
sesuai gambar disain, seperti di kartu nama atau amplop.
2. Screen Printing
Proses Teknik Screen Printing
Layar
yang terbuat dari kain berpori, seperti kain sutra, poliester atau
nilon dibentangkan di atas bingkai kayu atau aluminium. Disain gambar
pada area layar diblokir dengan bahan non-permeabel (stensil) dan
merupakan negatif dari gambar yang akan dicetak. Selanjutnya layar
ditempatkan di atas selembar kertas atau kain dan tinta dituangkan ke
atas permukaan layar. Dengan sebuah pisau karet, tinta disebarkan
secara merata ke seluruh permukaan layar. Tinta akan meresap melewati
ruang terbuka di layar dan masuk ke kertas atau kain di bawahnya,
kemudian layar diangkat. Setelah dibersihkan, layar dapat digunakan
ulang untuk proses pencetakan berikutnya.
Penerapan Screen Printing
Jasa sablon menggunakan dan kompatibel dengan berbagai bahan, termasuk
tekstil, keramik, logam, kayu, kertas, gelas, dan plastik. Kualitas
inilah yang memungkinkan teknik pencetakan ini digunakan dalam berbagai
industri, seperti : label produk pakaian, kain label untuk pencetakan
papan sirkuit, dll.
3. Offset Printing
Offset printing adalah salah satu jenis teknik pencetakan yang paling
umum digunakan di berbagai industri. Meskipun proses pencetakan dengan
mesin cetak ini membutuhkan nominal yang cukup besar, mengingat
peralatan yang mahal dengan tingginya biaya set-up, namun teknik cetak
offset tetap diminati karena kualitas cetak yang tinggi dan volume cetak
yang besar.
Proses Offset Printing
Proses offset printing pada dasarnya menyebarkan tinta pada pelat logam
yang telah terukir teks atau gambar, kemudian ditransfer ke permukaan
perantara (karet selimut). Dari karet selimut gambar diterapkan pada
kertas dengan menekannya pada permukaan menengah (karet selimut).
Jenis Offset Printing
• Sheet Fed Offset Printing
• Web Offset Printing
Manfaat Offset Printing
• Teknik ini dapat digunakan pada berbagai media cetak, seperti : kertas, kayu, kain, logam, kulit.
• Pelat lebih tahan lama.
• Kualitas gambar yang tinggi, tajam, bersih dan konsisten.
• Kualitas lebih baik daripada huruf cetak.
• Kemudahan dalam produksi pelat.
Penggunaan Offset Printing
Offset printing adalah salah satu teknik percetakan komersial yang
paling banyak digunakan untuk sejumlah produk, seperti: kalender, buku,
surat kabar, dokumen bisnis, dokumen hukum dan lain-lain .
4. Pencetakan Letterpress
izin menjawab, bisa ke teknik industri
BalasHapus